Ini bukan tentang isu lingkungan. Its about Cholil, Adrian dan Akbar asal jakarta yang menurut gw keren banget! Yupp Band indie satu ini menyuguhkan musik yang berbeda dengan pasar musik indonesia masa kini yang bergaya melayu. Nuansa idealis khas Band Indie sangat terasadi lagu-lagu ERK baik dari segi musik maupun liriknya. Gw bukan orang yang ngerti musik, apalagi gaya bermusik dari band indie. Dan kayanya telat banget untuk ngebahas 2 album ERK Self tittled dan kamar gelap, u can google it to get more info. Sekilas, musiknya agak mirip dengan Radiohead. Liriknya? Juara! Buat gw pribadi, lagu2 ERK gudangnya quotes yang bukan hanya bagus dalam rangkaian katanya, tapi juga kritis dan kaya akan idealisme. Ajaibnya, lirik di tiap lagunya pendek-pendek. Benar2 menganut teori SPJ: Singkat, Padat dan Jelas, hehe.
Lirik2 ERK mengangkat isu-isu masa kini: lingkungan, kemanusiaan politik dan nasionalisme, bisa dibilang anti lagu cinta yang mendayu-dayu. Secara subjektif, gw sangat suka dengan lagu yang bisa membuat penikmatnya masuk dalam imajinasi yang diciptakan dalam setiap paduan lirik dan musik sehingga membentuk satu rangkaian cerita yang sempurna. Dan inilah yang membuat gw sangat suka ERK. Sekali lagi, gw ga akan membahas musik yang diusung ERK, bahasan lengkapnya bisa dibaca di Efek Rumah Kaca Multiply. Sebagai penikmat lirik, ada banyak harta karun dalam lirik-liriknya ERK, chek it out!
First Album: Self Tittled
First single di album pertamanya berjudul "Cinta Melulu", ngena banget buat nyindir lagu2 cinta bergaya melayu. Ada pula lagu yg berjudul "Bukan Lawan Jenis", yang menceritakan tentang fenomena gay dan lesbi yang banyak terjadi sekarang. Atau tentang korban-korban urban lifestyle dalam lagu "Belanja Terus Sampai Mati". Juga tentang kebebasan berekspresi dalam lagu "Jalang", dan "Di Udara" yang juga menceritakan tentang aktivis HAM Munir. Atau kisah jatuh cinta yang diambil dari sudut pandang yang unik dalam lagu "Jatuh Cinta Itu Biasa Saja". Ada juga lagu yang mengkisahkan akhir jaman, dalam "Debu-debu Berterbangan". Lagu favorit gw di album pertamanya ini: "Insomnia", "Melancholia", dan "Desember". 3 lagu ini menggambarkan paduan cerdas dalam bermusik, dan menulis lirik. Salut!
Ku rindu untuk bercumbu mesra alam bawah sadarku
Kunanti dan kucari sesepi ini
Kau bunuh suhu di kamarku, musim di canvasku cuaca di tamanku
Gerimis datang musnahlah gersang, ku tetap terjaga aku tetap terjaga
habis terkuras kelenjar air mata, ku tetap terjaga aku tetap terjaga... Insomnia... (Insomnia)
Slalu ada yang bernyanyi dan berelegi
dibalik awan hitam, smoga ada yang menerangi sisi gelap ini
menanti seperti pelangi setia menunggu hujan reda
Aku selalu suka sehabis hujan dibulan desember di bulan desember
sampai nanti ketika hujan tak lagi meneteskan duka merentas duka
sampai hujan memulihkan luka (Desember)
Nikmatilah saja kegundahan ini
segala denyutnya yang merobek sepi
kelesuan ini jangan lekas pergi
aku menyelami sampai lelah hati (Melancholia)
Siapa yang berani bernyanyi nanti akan dikebiri
Siapa yang berani menari nanti kan dieksekusi
Karena mereka paling suci, lalu mereka bilang kami jalang
Karena kami beda misi, lalu mereka bilang kami jalang (Jalang)
Second Album: Kamar Gelap
Second Album, yang berjudul kamar gelap, single pertamanya adalah "Kenakalan Remaja Di Era Informatika" mengangkat keprihatinan akan virus pornografi yang menginfeksi generasi muda Indonesia. Juga tentang fenomena bunuh diri yang lagi ngetrend dalam lagu "Tubuhmu Membiru Tragis". Kepedulian terhadap lingkungan dalam lagu "Hujan Jangan Marah" juga tentang urbanisasi dalam "Banyak Asap Disana". Salah satu lagu favorit gw adalah "Jangan Bakar Buku", liriknya jenius!
Karena setiap lembarnya, mengalir berjuta cahaya
Karena setiap aksara, membuka jendela dunia
Kata demi kata mengantarkan fantasi habis sudah, habis sudah
Bait demi bait memicu anestesi hangus sudah, hangus sudah
karena setiap abunya, membangkitkan dendam yang reda
karena setiap dendamnya menumbuhkan hasutan bakar
Kata demi kata mengantarkan fantasi habis sudah, habis sudah
Bait demi bait memicu anestesi hangus sudah, hangus sudah (Jangan bakar buku)
Kutak melihat kau membawa terang yang kau janjikan
kau bawa bara berserak di halaman hingga kekeringan
Oh, dimana terang yang kau janjikan aku kesepian, sepi
Kutak melihat kau membawa tenang yang kau janjikan
Kau bawa debu bertebar di beranda berair mata
Oh dimana tenang yang kau janjikan aku kesepian, sepi (lagu kesepian)
Yang kau jerat adalah riwayat, tidak punah, jadi sejarah
yang bicara adalah cahaya, dikonstruksi, dikomposisi
padam semua lampu, semua lampu
yang bicara adalah cahaya, dikonstruksi, dikomposisi
Yang kau jerat adalah riwayat, tidak punah, jadi sejarah
padam semua lampu, semua lampu
membekukan yang cair, mencairkan yang beku
membekukan yang cair, mencairkan yang beku
jangan kabur berjamur, jangan kabur berjamur
segala negatif menuju positif, kekal (kamar gelap)
Posting Komentar