Finnaly nemu juga buku ini. Setelah gw denger reviewnya di Drive n Jive jamannya Iwet-Rahmah, segment acaranya Drive n Jive's books club hardrock FM. A Little Princess by Frances Hodgson Burrnett merupakan serial novelet yg dimuat di St. Nicholas Magazine pada 1888 dan dibukukan setelah berbagai revisi dan penambahan tokoh pada 1904. Ini buku klasik banget. Gw baru ngeh kalo Frances Hodgson Burrnett juga nulis The Secret Garden. Saking udah leceknya tu buku the secret garden, gw jadi ga hafal nama penulisnya, karena covernya udah jelek banget, dapet minjem pula :D. Membaca buku2 ini seperti menonton film anak-anak eropa jaman dahulu kala. Loteng, perapian, kereta kuda, pesta, perjamuan minum teh, gaun, tarian, dan asrama. Love it love it! Meskipun terjemahan, novel ini sangat enak dibaca. Alurnya membuat gw merasakan sensasi menyenangkan negeri dongeng seperti dalam cinderella. Reaksi gw ketika baca buku ini? Tersenyum bahagia, Hehehehe, indahnya dunia bocah! *pedophil kambuh*.
Buku ini sukses mengantarkan gw ke alam khayal si Putri Kecil berusia 7 tahun, Sara Crewe, yang original, namun tetap berprinsip. Original karena tiap khayalan yang diceritakan di buku itu sangat khas anak kecil, dan berprinsip karena dia selalu berusaha memerankan perannya sebagai putri, dimana ia harus bersikap baik dan anggun dalam semua kondisi. Ceritanya sendiri sangat sederhana, Sara merupakan anak Kapten Crewe yang kaya, ditugaskan di India. Ketika memasuki masa sekolah, Sang kapten mengirimkan anaknya ke asrama di London untuk sekolah, karena kondisi di India kurang baik untuk pendidikan. Pada mulanya, Sara mendapatkan perlakuan dan fasilitas istimewa dari Nona Minchin Pemilik asrama dan teman-temannya. Nasib buruk menimpanya ketika sang Ayah meninggal dengan kondisi bankrut dan tidak menyisakan sedikitpun kekayaan untuknya. Sara yang awalnya diperlakukan bagai putri, kini harus bekerja layaknya seorang budak. Kepribadian Sara yang mengagumkan dan seperti puteri sungguhan, menjadikan hari2 penuh penderitaan yang dijalaninya benar2 berbeda. Ia mampu bertahan sampai akhirnya nasib kembali berbaik hati karena pertemuan dengan rekan bisnis Ayahnya yang sudah lama mencari si Nona Kecil sahabatnya itu. A happy ending story, layaknya semua cerita yang berawal dengan Once Upon A time, maka harus berakhir dengan Happily Ever After (quotes from Ella in Fringe TV Series ^^ 2nd Session 20th Episode).
Gw suka Sara yang mampu melahap buku-buku yang berat sekalipun. Gw suka Sara yang mampu berbagi dan mengajarkan bahasa Prancis pada teman-temannya. Gw suka Sara yang ahli bercerita. Gw suka Sara yang berimajinasi dirinya menjadi Putri, dan bertindak layaknya seorang Putri. Gw suka Sara yang menganggap Emily, bonekanya bisa beraktifitas seperti manusia ketika ditinggalkan sendirian di kamarnya (jauh sebelum toy story muncul ^^). Gw suka Sara yang marah dengan cara elegant, dan menahan diri untuk tidak melawan karena ia meyakini, seorang putri tidak akan berbuat kasar. Gw suka Sara yang tatapannya mampu membuat Nona Minchin merasa kalah. Gw suka Sara yang mampu bertahan di loteng yang dingin dengan menghayalkan dirinya prajurit yang sedang ditahan di penjara bastille. Gw suka Sara yang bertanya dengan sopan pada pegawai toko roti tentang uang yang ia temukan di selokan depan tokonya, lalu dengan tulusnya berbagi 5 dari 6 roti yang ia beli dengan uang temuannya itu, pada pengemis kecil yang lebih lapar darinya. Gw suka Sara yang berusaha menolak uang yang diberikan padanya hanya karena penampilannya mirip dengan pengemis, namun akhirnya dengan bijaknya ia terima uang itu demi menyenangkan si pemberi. Gw suka Sara yang berterima kasih pada Tuan India atas keajaiban yang diberikan padanya.
Terlalu Perfect? Mungkin Iya, dan biasanya gw ga suka sama karakter2 seperti ini ,tapi bocah ini terlalu manis untuk dimasukkan daftar tokoh2 perfect yang ga gw suka, hehehe. Membaca buku ini akan dipuaskan dengan kekuatan imajinasi dan khayalan seorang gadis kecil. Khayalan yang membangun. Khayalan yang menjadikannya kreatif. Khayalan yang membuat gw bertanya-tanya, jangan-jangan Rhonda Byrne terinspirasi menulis The Secret dari buku ini, hahaha, ngaco!!!
Gambar dari sini
Buku ini sukses mengantarkan gw ke alam khayal si Putri Kecil berusia 7 tahun, Sara Crewe, yang original, namun tetap berprinsip. Original karena tiap khayalan yang diceritakan di buku itu sangat khas anak kecil, dan berprinsip karena dia selalu berusaha memerankan perannya sebagai putri, dimana ia harus bersikap baik dan anggun dalam semua kondisi. Ceritanya sendiri sangat sederhana, Sara merupakan anak Kapten Crewe yang kaya, ditugaskan di India. Ketika memasuki masa sekolah, Sang kapten mengirimkan anaknya ke asrama di London untuk sekolah, karena kondisi di India kurang baik untuk pendidikan. Pada mulanya, Sara mendapatkan perlakuan dan fasilitas istimewa dari Nona Minchin Pemilik asrama dan teman-temannya. Nasib buruk menimpanya ketika sang Ayah meninggal dengan kondisi bankrut dan tidak menyisakan sedikitpun kekayaan untuknya. Sara yang awalnya diperlakukan bagai putri, kini harus bekerja layaknya seorang budak. Kepribadian Sara yang mengagumkan dan seperti puteri sungguhan, menjadikan hari2 penuh penderitaan yang dijalaninya benar2 berbeda. Ia mampu bertahan sampai akhirnya nasib kembali berbaik hati karena pertemuan dengan rekan bisnis Ayahnya yang sudah lama mencari si Nona Kecil sahabatnya itu. A happy ending story, layaknya semua cerita yang berawal dengan Once Upon A time, maka harus berakhir dengan Happily Ever After (quotes from Ella in Fringe TV Series ^^ 2nd Session 20th Episode).
Gw suka Sara yang mampu melahap buku-buku yang berat sekalipun. Gw suka Sara yang mampu berbagi dan mengajarkan bahasa Prancis pada teman-temannya. Gw suka Sara yang ahli bercerita. Gw suka Sara yang berimajinasi dirinya menjadi Putri, dan bertindak layaknya seorang Putri. Gw suka Sara yang menganggap Emily, bonekanya bisa beraktifitas seperti manusia ketika ditinggalkan sendirian di kamarnya (jauh sebelum toy story muncul ^^). Gw suka Sara yang marah dengan cara elegant, dan menahan diri untuk tidak melawan karena ia meyakini, seorang putri tidak akan berbuat kasar. Gw suka Sara yang tatapannya mampu membuat Nona Minchin merasa kalah. Gw suka Sara yang mampu bertahan di loteng yang dingin dengan menghayalkan dirinya prajurit yang sedang ditahan di penjara bastille. Gw suka Sara yang bertanya dengan sopan pada pegawai toko roti tentang uang yang ia temukan di selokan depan tokonya, lalu dengan tulusnya berbagi 5 dari 6 roti yang ia beli dengan uang temuannya itu, pada pengemis kecil yang lebih lapar darinya. Gw suka Sara yang berusaha menolak uang yang diberikan padanya hanya karena penampilannya mirip dengan pengemis, namun akhirnya dengan bijaknya ia terima uang itu demi menyenangkan si pemberi. Gw suka Sara yang berterima kasih pada Tuan India atas keajaiban yang diberikan padanya.
Terlalu Perfect? Mungkin Iya, dan biasanya gw ga suka sama karakter2 seperti ini ,tapi bocah ini terlalu manis untuk dimasukkan daftar tokoh2 perfect yang ga gw suka, hehehe. Membaca buku ini akan dipuaskan dengan kekuatan imajinasi dan khayalan seorang gadis kecil. Khayalan yang membangun. Khayalan yang menjadikannya kreatif. Khayalan yang membuat gw bertanya-tanya, jangan-jangan Rhonda Byrne terinspirasi menulis The Secret dari buku ini, hahaha, ngaco!!!
Gambar dari sini
Posting Komentar